Rupiah Tertekan, Investor menanti Data Inflasi Amerika

Rupiah Tertekan, Investor menanti Data Inflasi Amerika

NILAI tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan bakal mengalami tekanan, sebab para pelaku pasar kemungkinan hari ini akan mengantisipasi data inflasi konsumen AS bulan Agustus yang akan dirilis besok malam. 

Pada Senin (13/9/2021) pagi, kurs rupiah dibuka di level Rp 14.230 per dolar AS di pasar spot. Rupiah melemah 0,21 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan Jumat pekan lalu.


Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini karena pasar mengantisipasi rilis data inflasi konsumen AS bulan Agustus yang akan dirilis besok malam, Selasa (14/9/2021). 
“Data kemungkinan akan menunjukkan tingkat inflasi AS masih meninggi yang membuka peluang tapering di akhir tahun oleh The Fed,” kata Ariston dalam keterangan tertulis, Senin (13/9).


Jumat kemarin, data inflasi produsen AS bulan Agustus masih menunjukkan kenaikan 8,3 persen year on year, dibandingkan sebelumnya 7,8 persen. Salah satu pejabat the Fed, pimpinan area Cleveland, Loretta Mester, Jumat malam kemarin, mendukung kebijakan tapering diberlakukan di akhir tahun.

\"\"
Pergerakan mata uang Rupiah terhadap Dolar AS secara Year To Date (TradingView)


“Namun disisi lain, membaiknya kasus Covid-19 di tanah air dibandingkan negara tetangga, bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah,” pungkas Ariston.


Ariston memprediksi kurs rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp 14.180 – Rp 14.250 per dolar AS.

Sementara itu, Direktur PT. TFRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, justru memprediksi sebaliknya. Menurutnya, rupiah pada perdagangan hari ini cenderung akan bergerak fluktuatif dan berakhir menguat. 


“Mata uang rupiah kemungkinan  dibuka berfluktuatif, namun  ditutup menguat terbatas di rentang   Rp14.390 – Rp 14.230 per dolar AS,” ujar Ibrahim. (fin)

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: